Daya Tahan Kekuatan dan Gerak
Kinestetik dalam Ketrampilan Memanah Pada Olahraga Panahan
oleh
Vicktor H. R Apituley
Panahan
adalah olahraga ketepatan sasaran, karena tujuan akhir dari memanah adalah
menembak anak panah kepermukaan sasaran (target face) setepat mungkin,
sehinggga salah satu faktor dasar yang diperlukan dalam gerakan memanah adalah
keajegan (consistency) yang harus dilakukan secara terus menerus selama
latihan dan selama berlangsungnya kompetisi. Selain keajegan, banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam memanah, dua faktor diantaranya adalah
kondisi fisik dan kemampuan gerak.
Dilihat
dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah melalui lintasan
tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Apabila diperbandingkan dengan
olahraga yang memerlukan gerak yang statis atau suatu keterampilan tertutup
lainnya seperti cabang olahraga menembak. Perbedaan panahan dengan menembak
terletak pada jenis kekuatan dorongannya. Pada menembak, kekuatan dorongan
diperoleh dari ledakan alat itu sendiri, sedangkan pada panahan kekuatan
dorongan sangat tergantung pada energi atau tenaga yang timbul karena tarikan
atau rentangan pemanah terhadap busur, dimana energi yang diperoleh dari
rentangan diubah menjadi daya dorong pada waktu anak panah dilepaskan. Oleh
karena itu penggunaan alat tersebut memerlukan kekuatan dan daya tahan
otot-otot tertentu terutama untuk menarik busur.
1.
Daya
Tahan-Kekuatan
Daya tahan
(endurance) suatu kemampuan otot untuk melakukan
kontraksi yang berturut-turut atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis
untuk waktu yang lama (Harsono, 1986). Hairy (1989) mengemukakan daya tahan
otot sebagai kemampuan sekumpulan otot dalam mempertahankan suatu usaha dalam
waktu yang lama tanpa mengurangi unjuk kerja. Pate dkk. Mengistilahkan dengan
ketahanan otot yaitu kemampuan melakukan kontraksi isotonik atau isokenetik
berulangkali atau mempertahankan kontraksi isometrik terhadap beban yang nyata
(1993). Lebih jauh Dick dkk menyatakan bahwa daya tahan otot, yang diistilahkan
dengan strength
endurance, adalah
kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan
aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama (Harsono, 1986). Selanjutnya
Hatfield menjelaskan bahwa daya tahan kekuatan otot akan lelah dengan cepat
ketika tekanan maximum diberikan. Kemampuan untuk menggunakan kekuatan otot
maksimum dari waktu ke waktu tanpa kehilangan banyak kekuatan tergantung pada
daya tahan kardiovascular dan daya tahan otot setempat. Namun demikian, tekanan
diberikan pada pasokan energi dan kekuatan di dalam sel otot.
Kekuatan (strength) adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1986). Badriah (2001)
mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan kontraksi secara maksimal
yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Menurut Sadoso
Sumosardjuno (1997) kekuatan otot adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan
tenaga maksimal atau mendekati
maksimal,
untuk mengangkat beban. Secara mekanis kekuatan otot ini didefinisikan sebagai
gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau Sekelompok otot dalam
kontraksi maksimal, sehingga latihan untuk meningkatkan kekuatan otot harus
bersifat menyeluruh dan melibatkan alat gerak pasif maupun aktif. Kekuatan otot
ini merupakan komponen yang
penting
bagi seseorang, karena kekuatan otot merupakan daya dukung gerakan dalam melakukan
aktivitas kerja, sehingga dimerlukan latihan kekuatan otot secara teratur.
Pengertian dari keduanya apabila ditelusuri
sangat diperlukan untuk aktivitas olahraga. Seorang spiker pemain bola voli
membutuhkan daya tahan melompat berulang-ulang dan kekuatan melakukan smash
berulang-ulang, demikian pula cabang olahraga tinju, gulat, judo dan
sebagainya. Sering pula dalam pertandingannya tidak hanya dilakukan dua kali,
akan tetapi beberapa kali, semuanya membutuhkan dayatahan dan kekuatan.
Sehingga dapat disimpulkan kombinasi daya tahan otot dan kekuatan otot (muscle strengthendurance) sangat dominan bagi cabang olahraga
tidak terkecuali pada cabang olahraga panahan (pemanah).
Kemampuan
fisik panahan pada dasarnya adalah suatu aktivitas yang memerlukan tenaga yang
memadai untuk ditransfer dari busur ke panah agar supaya dapat menggerakkan
panah ke sasaran yang dituju. Komponen fisik penting cabang olahraga panahan
salah satunya adalah kekuatan. Furqon dan Doewes mengemukakan bahwa kualitas
kekuatan yang dibutuhkan dalam olahraga panahan adalah pengerahan unsur
kekuatan terhadap suatu peralatan. Adapun peralatan yang dimaksud adalah busur
beserta perangkatnya. Adapun jenis kekuatan yang dibutuhkan adalah dayatahan
kekuatan (strength endurance). Selanjutnya dijelaskan bahwa olahraga panahan memerlukan
pengembangan koordinasi kekuatan, walaupun tidak memerlukan kekuatan maksimal.
Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yg tepat, mudah dan cepat.
Harsono (1986) secara lebih lanjut menyatakan bahwa dalam cabang olahraga
panahan, seringkali otot harus bekerja untuk waktu yang lama, sehingga
otot-otot yang kuat akhirnya harus dikembangkan agar menjadi otot yang kuat dan
mempunyai daya tahan.
Daya tahan
dan kekuatan merupakan bagian dari beberapa komponen kondisi fisik yang harus
dikembangkan dalam program latihan, dan pengertian dari dua dasar kata tersebut
berbeda. Dick, dkk yang dikutip oleh Harsono (1986) menyatakan bahwa daya tahan
otot, yang diistilahkan dengan strength endurance, adalah kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi
lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang
lama. Selanjutnya Hatfield menjelaskan bahwa daya tahan kekuatan otot akan
lelah dengan cepat ketika tekanan-tekanan maksimum diberikan. Kemampuan untuk
menggunakan kekuatan otot maximum dari waktu ke waktu tanpa kehilangan banyak
kekuatan tergantung pada daya tahan kardiovascular dan daya tahan otot
setempat. Namun demikian, tekanan diberikan pada pasokan energi dan kekuatan di
dalam sel otot.
2. Gerak Kinestetik
Rangkaian
keterampilan memanah yang melibatkaan beberapa jenis gerak, menuntut kualitas
pengerahan tenaga yang efisien, maka diperlukan suatu koordinasi kerja antara
kelompok otot-otot yang terlibat dalam gerak tersebut. Koordinasi pada
keterampilan memanah erat kaitannya dengan komponen fisik, berupa: kekuatan,
daya tahan, dan fleksibilitas, yang terkait erat dalam penyempurnaan teknik.
Kualitas koordinasi gerak dalam memanah tercermin dari kemampuan untuk
melakukan gerak secara mulus, tepat dan efisien. Koordinasi keterampilan gerak
dalam memanah merupakan cerminan dari gerak kinestetik, berupa pengusaan gerak
memanah secara keseluruhan. Untuk dapat melakukan koordinasi gerak memanah
dengan baik, maka diperlukan kesadaran akan rencana gerak dan proses gerak yang
sedang dilakukan. Menurut Barrow dan Rosemary (1979), kinestetik adalah
perasaan gerak yang memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian
tubuh pada waktu, sehingga gerak tubuh dapat terkontrol dengan akurat. Rasa
kinestetik (kinesthetic
sens) adalah
pengetahuan tentang posisi tubuh dalam ruang untuk memenuhi atau merasakan
suatu gerakan. Sage
menyatakan bahwa kinestetik adalah
kemampuan pengasaan gerak tubuh yang melibatkan proses pengolahan informasi,
bermula dari stimulus pada otot tendon dan sendi, kemudian disalurkan melalui
jaringan syaraf ke otak dan kemudian direspon dengan tepat (Sage, 1977).
Sedangkan
Oxendine (1984) menyatakan bahwa kinestetik dipengaruhi oleh empat factor
yaitu: (1) posisi tubuh atau anggota tubuh, anggota tubuh bagian atas mempunyai
derajat kinestetik tinggi dibandingkan anggota badan bagian bawah, (2)
pengalaman, gerak yang relatif lebih besar kemungkinannya untuk dapat dilakukan
dengan tepat, (3) keseimbangan, merupakan faktor penting pada saat melakukan
gerakan; tubuh yang stabil mempunyai tingkat kinestetik yang lebih baik
dibandingkan pada saat tubuh dalam keadaan labil, dan (4) oreiantasi ruang,
yaitu kemampuan dalam mempersepsikan pola gerak yang akan dilakukan. Pendapat
lain menyatakan bahwa olahraga panahan adalah olahraga yang memerlukan : (1)
koordinasi gerak visual (ketepatan); (2) rasa gerak (feeling/sense of
kinesthetics); (3) kekuatan lengan (daya tahan kekuatan); (4) panjang tarikan;
(5) konsentrasi; dan (6) keseimbangan emosi.
Dengan
memiliki kemampuan rasa gerak (kinestetik) seseorang bisa membedakan rasanya gerakan
yang benar dan rasanya gerakan yang salah sehingga ia bisa berusaha selalu
melakukan gerakan yang benar dan menghindari untuk tidakmelakukan gerakan yang
salah dalam berolahraga (Depdikbud, 1999/2000). Menyimak dari beberapa pendapat
tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan gerak kinestetik dalam peneulisan
ini adalah kemampuan seseorang untuk membedakan perasaan gerak yang benar dan
yang salah sehingga ia dapat berusaha selalu melakukan gerakan yang benar dan
menghindari untuk tidak melakukan gerakan yang salah dalam panahan.
Ditinjau
dari segi penggunaan sistem energi, dapat dikatakan bahwa olahraga panahan
murni menggunakan oksigen. Bompa (1990) mengemukakan bahwa kekuatan sistem
energi olahraga adalah: (1) ATP-PC sebesar 0% (2) LA sebesar 0%, dan (3) 02
sebesar 100%. Pate, Rotella, McClenaghan dalam
terjemahan Dwijowinoto
(1993) mengemukakan bahwa olahraga
panahan memerlukan kapasitas
aerobik maksimal untuk putera
sebesar 58 mL/kg.BB./menit dan untuk puteri
sebesar 40 mL/kg.BB./menit.
Olahraga
panahan merupakan kombinasi dan berbeda di antara keterampilan gerak halus dan kasar.
Keterampilan gerak halus adalah gerakan
yang melibatkan otot-otot kecil, terutama jari-jari, dan lengan bawah serta seringkali melibatkan
koordinasi antara mata dan tangan, sedangkan
keterampilan gerak kasar adalah gerakan yang melibatkan atau mengunakan otot-otot besar. Hal
ini tampak pada saat menarik dan memanah
busur diperlukan keterampilan gerak kasar, tetapi membidik dan pelepasan panah termasuk
keterampilan gerak halus yang memerlukan
koordinasi mata-tangan. Aktivitas ini pada dasarnya memerlukan suatu rangkaian yang
diawali dari keterampilan gerak kasar
kemudian berlanjut ke keterampilan gerak halus. Seidel, at al (1975) mengemukakan
bahwa panahan adalah
suatu aktivitas yang memerlukan
tenaga yang memadai untuk
ditransfer dari busur ke panah
supaya menggerakkan panah ke sasaran yang
dituju. Jika busur direntang, maka akan menghasilkan potensi energi. Pada saat pelepasan potensi
energi diubah menjadi energi
kinetik, maka energi diberikan ke
panah. .
Kegagalan
dalam memberikan tenaga yang memadahi ke
panah akan menghasilkan
tembakan yang lemah dan panah tidak
dapat melaju sampai jauh.
Busur adalah sebuah peralatan yang
digunakan untuk
membantu memberikan tenaga pada
panah. Kerja otot adalah
melenturkan busur. Menekuknya busur
tersebut disebabkan oleh
tarikan tangan penarik busur. Pada
saat tali busur dilepas dari posisi tekukannya,
maka tenaga diberikan pada panah. Tenaga yang memadai harus ditransfer dari busur ke panah
untuk menggerakan panah
mencapai sasaran yang diinginkan.
Tenaga tersebut diarahkan melalui aktivitas-aktivitas
dalam serangkaian penembakan yang dilakukan oleh pemanah. Dari sudut biomekanis, olahraga
panahan adalah
mempertahankan sikap yang memerlukan
kekuatan otot pada waktu menarik, membidik dan melepaskan panah, ditambah
dengan perhitungan arah bagi jalannya panah, setepat mungkin.
Berdasarkan
sikap seperti itu, maka panahan termasuk dalam bentuk kelompok keterampilan
yang memerlukan otot-otot untuk sikap memanah dan mengarahkan panahnya ke sasaran. Pada saat
tarikan dilakukan oleh lengan penarik busur (kontraksi isotonis/dinamis), maka lengan
pemegang busur harus dijaga atau harus dipertahankan untuk mengatasi kekuatan
tarikan. Pada saat tarikan penuh, maka lengan yang memegang busur harus benar-benar
bertahan/terkunci pada tempatnya (kontraksi isometris/statis). Ini akan
memungkinkan lengan yang memegang busur menyerap tenaga atau reaksi dari busur
pada saat panah meninggalkan tali busur. Secara kinesiologis, khususnya
menganalisis otot-otot utama dari tubuh bagian atas yang terlibat dalam
memanah. Furqon dan Doewes (2000) mengutip pendapat dari Consumer
Guidemengemukakan bahwa otot-otot utama yang perlu dikembangkan dalam olahraga
panahan adalah otot-otot leher, bahu, bicep, triceps, lengan bawah, pergelangan tangan, perut dan otot-otot
togok.
Perlu diketahui bahwa otot-otot
lengan yang bekerja dalam olahraga panahan terdiri dari tiga bagian yaitu otot
lengan bagian atas, otot lengan bagian bawah dan otot–otot tangan. Sedangkan
otot-otot yang bekerja dominan adalah otot lengan seperti otot tricep
brachii,deltoids dan otot bicep brachii. Otot-otot yang disebutkan, diperkuat
oleh Hardianto Wibowo di dalam bukunya seperti dijelaskan sebagai berikut.
A. Otot lengan bagian atas
1. otot-otot ventralis disebut otot bagian atas
(fleksi), 2. otot-otot dorsalis atau kedang (ekstensi)
a. m. Deltoids, b. m. bicep brachii, c. m. tricep
brachii
B. Otot lengan bagian bawah
a. Otot-otot ventralis, b. Otot-otot radialis, c.
Otot-otot Dorsalis
C. Otot tangan
1. Otot-otot tenar/ ibu jari/ bagian Lateral
a. M. abduktor pollisis bervis, b. M. opponeus
pollisis, c. M. flexor pollisis, d. M. abduktor pillisis
2. Otot-otot hipotenar/ kelingking/ bagian medial
a. m. palmoris brevis, b. m. abductor digiti quinti,
c. m. flexor digiti quinti, d. m. opponeus digiti quinti
3. Otot-otot bagaian dalam lengan/ bagian tengah
a. m. Lumbrikales, b. m. interossesi dorsalis, c. m.
interossesi volaris
Achmad Damiri, Anatomi Manusia(1994)
Ketepatan
termasuk bagian dari komponen fisik koordinasi khusus
(Specific coordination). Bompa (1990) mengemukakan bahwa koordinasi
khusus menggambarkan kemampuan seorang untuk melakukan berbagai gerakan dalam
olahraga tertentu dengan cepat, tetapi juga dilakukan dengan mudah, mulus dan
tepat. Dengan demikian koordinasi khusus berkaitan erat dengan kekhususan keterampilan
gerak, dan memperlengkapi atlet dengan kemampuan tambahan agar dapat
melakukannya dengan efisiensi dalam latihan dan kompetisi. Koordinasi khusus
juga memasukkan pengembangan koordinasi yang dikombinasikan dengan kemampuan
yang lain, berdasarkan karakteristik cabang olahraga yang dibina. Olahraga panahan
memerlukan pengembangan koordinasi kekuatan walaupun tidak memerlukan kekuatan
maksimal. Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yang tepat, mudah
dan cepat.
Keterampilan
merupakan bagian dari keterampilan (skill) gerak. Singer (1980) mengemukakan bahwa “keterampilan = kecepatan
x ketepatan x bentuk x kemampuan beradaptasi”. Ketepatan gerak diperlukan dalam
menentukan bagaimana aktivitas gerak dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan
ini juga ditentukan oleh produktivitas gerak yang dilakukan. Produktivitas
gerak berkaitan erat dengan konsistensi kinerja. Pemanah yang berhasil adalah
pemanah yang mempunyai kinerja dan berhasil yang konsisten. Jika pemanah
menggunakan teknik yang benar, ia harus mampu mengulangi tindakannya dengan tepat
dalam tiap melakukan tembakan. Adanya sedikit penyimpangan yang berarti dalam
penempatan panah di sasaran. Ketepatan diukur dalam kaitannya dengan penempatan
panah di sasaran dan sistem pencataan nilai. Perbedaan diantara keajekan dan ketidakajekan
tampak pada penempatan panah di sasaran dan nilai yang diperoleh. Pemanah yang
konsisten menembakkan sejumlah panahnya disasaran paling berdekatan, sebaiknya
pemanah yang tidak konsisten menembakkan sekelompok panahnya di sasaran dalam posisis
yang menyebar. Perolehan nilai mulai meningkat dan makin memperlihatkan
keterampilan menembak, karena disertai meningkatnya konsistensi.
BAB
II
PENUTUP
1. Simpulan
Dilihat dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah
melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Dalam olahraga
panahan atau olahraga lainnya, atlet sangat dituntut untuk menampilkan
penampilan terbaiknya. Nampaknya ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi atlet
yang tidak terlatih, bahkan atlet terlatih pun seringkali mengalami kesulitan.
Untuk mengatasi hal ini, bisa dibantu dengan memahami kinesiologi.
Kemampuan
fisik panahan pada dasarnya adalah suatu aktivitas yang memerlukan tenaga yang
memadai untuk ditransfer dari busur ke panah agar supaya dapat menggerakkan
panah ke sasaran yang dituju.
Kualitas
kekuatan yang dibutuhkan dalam olahraga panahan adalah pengerahan unsur
kekuatan terhadap suatu peralatan. Adapun peralatan yang dimaksud adalah busur
beserta perangkatnya. Adapun jenis kekuatan yang dibutuhkan adalah dayatahan
kekuatan (strength endurance). Selanjutnya dijelaskan bahwa olahraga panahan memerlukan
pengembangan koordinasi kekuatan, walaupun tidak memerlukan kekuatan maksimal.
Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yg tepat, mudah dan cepat. secara
lebih lanjut menyatakan bahwa dalam cabang olahraga panahan, seringkali otot
harus bekerja untuk waktu yang lama, sehingga otot-otot yang kuat akhirnya
harus dikembangkan agar menjadi otot yang kuat dan mempunyai daya tahan.
Kinestetik
adalah perasaan gerak yang memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau
bagian-bagian tubuh pada waktu, sehingga gerak tubuh dapat terkontrol dengan
akurat. Kinestetik dipengaruhi oleh empat factor yaitu: (1) posisi tubuh atau
anggota tubuh, anggota tubuh bagian atas mempunyai derajat kinestetik tinggi
dibandingkan anggota badan bagian bawah, (2) pengalaman, gerak yang relatif
lebih besar kemungkinannya untuk dapat dilakukan dengan tepat, (3)
keseimbangan, merupakan faktor penting pada saat melakukan gerakan; tubuh yang
stabil mempunyai tingkat kinestetik yang lebih baik dibandingkan pada saat
tubuh dalam keadaan labil, dan (4) oreiantasi ruang, yaitu kemampuan dalam
mempersepsikan pola gerak yang akan dilakukan.
Berdasarkan
sikap seperti itu, maka panahan termasuk dalam bentuk kelompok keterampilan yang
memerlukan otot-otot untuk sikap memanah dan
mengarahkan panahnya ke sasaran. Pada saat tarikan dilakukan oleh lengan
penarik busur (kontraksi isotonis/dinamis), maka lengan pemegang busur harus
dijaga atau harus dipertahankan untuk mengatasi kekuatan tarikan. Pada saat
tarikan penuh, maka lengan yang memegang busur harus benar-benar
bertahan/terkunci pada tempatnya (kontraksi isometris/statis). Ini akan
memungkinkan lengan yang memegang busur menyerap tenaga atau reaksi dari busur
pada saat panah meninggalkan tali busur. Secara kinesiologis, khususnya
menganalisis otot-otot utama dari tubuh bagian atas yang terlibat dalam
memanah. Furqon dan mengutip pendapat dari Consumer Guidemen mgemukakan bahwa
secara kinesiologi otot-otot utama yang perlu dikembangkan dalam olahraga
panahan adalah otot-otot leher, bahu, bicep, triceps, lengan bawah, pergelangan tangan, perut dan otot-otot
togok.
Seorang pemanah dikatakan baik
jika ia memiliki konsistensi memanah yang baik serta kondisi fisik yang prima,
jika ia memiliki daya tahan serta kekuatan otot yang dipergunakan langsung
dalam memanah. Secara keseluruhan daya tahan
kekuatan merupakan suatu reaksi dari otot untuk melawan bebanatau kelelahan
selama penampilan berlangsung. Kualitas daya tahan kekuatan tersusun dari dua
faktor yaitu kekuatan dan daya tahan.
Kukuatan dan daya tahan otot dalam olahraga panahan sangat penting untuk
menarik busur berulang-ulangdalam waktu yang relatif lama serata gerak
kinestetik berhubungan dengan konsistensi seseorang dalam mempertahankan sikap
tubuh dalam memanah
2. Saran
Setelah mempelajari lebih dalam
tentang makalah ini maka seluruh insan olahraga mulai dari kalangan akademisi,
atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga mau lebih giat lagi belajar
mengenai ilmu kinesiologi agar perkembangan ilmu keolahragaan di Indonesia bisa
sejalan dengan perkembangan IPTEK sehingga nantinya diharapkan prestasi
olahraga Indonesia bisa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, S. 2007. Anatomi
Dasar dan Kinesiologi. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya
Komarudin, 2012, Potensi
Cidra Pada Olahraga Panahan Dan Upaya Penangulangannya. Universitas pendidikan
Indonesia
Nasrulloh A. 2002 Pengaruh Latihan Circuit Weihgt Training Terhadap
Kekuatan Dan Daya Tahan Otot. Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnomo.
A., Tanpa Tahun. Ketrampilan Memanah.
Wen,
2010. Analisis biomekanika teknik
Release Pada Cabang Olahraga Panahan. (http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanik-teknik-release-
pada.html).
mas pengertian panahannya sumbernya dr mana tu?
BalasHapus