JENIS-JENIS SMASHPADA PERMAINAN BOLAVOLI1. OpenPemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.2. SemiSetelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat ke atas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open3. QuickBegitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.4. StraightSmasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.5. DriveSmash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.6. DummyPemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.7. Bola 3 meterSmash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.8. KijangBiasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.9. Double StepSmash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.10. Step LSmash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.
apituley_etok Translate
Cari Blog Ini
apituley_etok song
Kamis, 29 November 2012
Jenis-Jenis Smas Pada permainan Bolavoli
Selasa, 27 November 2012
Antropometri Atlet Bolavoli Putri Kota Ambon oleh Vicktor H R Apituley
Jenis pengukuran di bawah ini dimasukan sebagai petunjuk bagian antropometris yang mungkin memerlukan pengukuran terhadap grup spesific, yaitu atlet. Sebagai contoh, jangkauan lengan telah menjadi pengukuran yang rutin untuk perenang atau pemain voli pada institusi-institusi olahraga. Lebar bideltoid dan bitrokanterik berguna sebagai predictor permukaan area frontal yang diproyeksikan dalam olahraga, seperti bersepeda, berlari dan skating.
1. Rentang lengan (span)
Merupakan pengukuran jarak antara dactylia tangan kanan dan kiri saat berdiri menempel pada dinding. Untuk mencegah kesalahan potensial karena dada yang besar, subjek berdiri dengan punggung menempel pada dinding. Untuk mencegah kesalahan potensial karena dada yang basar, subjek berdiri dengan punggung menempel pada dinding. Lengan yang direntangkan harus berada pada posisi horizontal sering berguna untuk menggunkan pojok ruangan sebagai salah satu ujung pengukuran sehingga hanya perlu satu tanda pada dinding/papan. Pitameter antropometri digunakan untuk mengukur jangkauan lengan.
2. Lebar bideltoid
Merupakan jarak antara aspek paling lateral otot deltoid dan diukur menggunakan caliper geser besar. Subjek berdiri relaksasi dengan lengan menggantung di samping dan telapak tangan menempel pada paha. Tekanan minimal (pastikan tidak lekukan kulit) dilakukan pada situs yang diukur bilah antropometer harus bersudut mengarah agak keatas.
3. Lebar bitrokanterik
Merupakan jarak antara aspek paling lateral trokanteria, pada ketinggian yang tidak sama dan titik trokanterion yang telah ditentukan sebelumnya. Antropometris harus berdiri di depan subjek dan bilah antropometer harus bersudut mengarah agak keatas.
Makin tua seseorang makin tidak lentur, makin rigid. Lebih banyak injury pada orangtua. Bagi yang sering Olag Raga, tidak mudah deg-degan (detak jantung istirahat rata-rata 60 permenit)
Selain duduk tegak, ada gerakan yang melenturkan persendian, otot. Pada orang tua lebih banyak injury( tidak lentur lagi).Otot jika tidak dipakai, menjadi kaku. Olahraga ada yang untuk test kekuatan (lari, mendeteksi kebugaran jantung dan paru-paru).
Duduk hampir sama dengan tidur kalori yang dibakar.
Metabolic syndrom, dari antropometri tampak dari meuju poenyakit jantung koroner dan DDM tipe 2. Lemak di visceral lebih dekat denga liver.Jika terlalu banyak lemak disana , maka liver tidak dapat bekerja dengan maksimal. (westernline).
Alat yang bagus, maka kalibratornya juga dikirimkan.
tx for: Maya, Natal, Tasya, Ivon, Sin...
KINESIOLOGI PANAHAN (Daya Tahan Kekuatan dan Gerak Kinestetik dalam Ketrampilan Memanah Pada Olahraga Panahan)
Daya Tahan Kekuatan dan Gerak
Kinestetik dalam Ketrampilan Memanah Pada Olahraga Panahan
oleh
Vicktor H. R Apituley
Panahan
adalah olahraga ketepatan sasaran, karena tujuan akhir dari memanah adalah
menembak anak panah kepermukaan sasaran (target face) setepat mungkin,
sehinggga salah satu faktor dasar yang diperlukan dalam gerakan memanah adalah
keajegan (consistency) yang harus dilakukan secara terus menerus selama
latihan dan selama berlangsungnya kompetisi. Selain keajegan, banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam memanah, dua faktor diantaranya adalah
kondisi fisik dan kemampuan gerak.
Dilihat
dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah melalui lintasan
tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Apabila diperbandingkan dengan
olahraga yang memerlukan gerak yang statis atau suatu keterampilan tertutup
lainnya seperti cabang olahraga menembak. Perbedaan panahan dengan menembak
terletak pada jenis kekuatan dorongannya. Pada menembak, kekuatan dorongan
diperoleh dari ledakan alat itu sendiri, sedangkan pada panahan kekuatan
dorongan sangat tergantung pada energi atau tenaga yang timbul karena tarikan
atau rentangan pemanah terhadap busur, dimana energi yang diperoleh dari
rentangan diubah menjadi daya dorong pada waktu anak panah dilepaskan. Oleh
karena itu penggunaan alat tersebut memerlukan kekuatan dan daya tahan
otot-otot tertentu terutama untuk menarik busur.
1.
Daya
Tahan-Kekuatan
Daya tahan
(endurance) suatu kemampuan otot untuk melakukan
kontraksi yang berturut-turut atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis
untuk waktu yang lama (Harsono, 1986). Hairy (1989) mengemukakan daya tahan
otot sebagai kemampuan sekumpulan otot dalam mempertahankan suatu usaha dalam
waktu yang lama tanpa mengurangi unjuk kerja. Pate dkk. Mengistilahkan dengan
ketahanan otot yaitu kemampuan melakukan kontraksi isotonik atau isokenetik
berulangkali atau mempertahankan kontraksi isometrik terhadap beban yang nyata
(1993). Lebih jauh Dick dkk menyatakan bahwa daya tahan otot, yang diistilahkan
dengan strength
endurance, adalah
kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan
aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama (Harsono, 1986). Selanjutnya
Hatfield menjelaskan bahwa daya tahan kekuatan otot akan lelah dengan cepat
ketika tekanan maximum diberikan. Kemampuan untuk menggunakan kekuatan otot
maksimum dari waktu ke waktu tanpa kehilangan banyak kekuatan tergantung pada
daya tahan kardiovascular dan daya tahan otot setempat. Namun demikian, tekanan
diberikan pada pasokan energi dan kekuatan di dalam sel otot.
Kekuatan (strength) adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1986). Badriah (2001)
mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan kontraksi secara maksimal
yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Menurut Sadoso
Sumosardjuno (1997) kekuatan otot adalah kemampuan otot-otot untuk menggunakan
tenaga maksimal atau mendekati
maksimal,
untuk mengangkat beban. Secara mekanis kekuatan otot ini didefinisikan sebagai
gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau Sekelompok otot dalam
kontraksi maksimal, sehingga latihan untuk meningkatkan kekuatan otot harus
bersifat menyeluruh dan melibatkan alat gerak pasif maupun aktif. Kekuatan otot
ini merupakan komponen yang
penting
bagi seseorang, karena kekuatan otot merupakan daya dukung gerakan dalam melakukan
aktivitas kerja, sehingga dimerlukan latihan kekuatan otot secara teratur.
Pengertian dari keduanya apabila ditelusuri
sangat diperlukan untuk aktivitas olahraga. Seorang spiker pemain bola voli
membutuhkan daya tahan melompat berulang-ulang dan kekuatan melakukan smash
berulang-ulang, demikian pula cabang olahraga tinju, gulat, judo dan
sebagainya. Sering pula dalam pertandingannya tidak hanya dilakukan dua kali,
akan tetapi beberapa kali, semuanya membutuhkan dayatahan dan kekuatan.
Sehingga dapat disimpulkan kombinasi daya tahan otot dan kekuatan otot (muscle strengthendurance) sangat dominan bagi cabang olahraga
tidak terkecuali pada cabang olahraga panahan (pemanah).
Kemampuan
fisik panahan pada dasarnya adalah suatu aktivitas yang memerlukan tenaga yang
memadai untuk ditransfer dari busur ke panah agar supaya dapat menggerakkan
panah ke sasaran yang dituju. Komponen fisik penting cabang olahraga panahan
salah satunya adalah kekuatan. Furqon dan Doewes mengemukakan bahwa kualitas
kekuatan yang dibutuhkan dalam olahraga panahan adalah pengerahan unsur
kekuatan terhadap suatu peralatan. Adapun peralatan yang dimaksud adalah busur
beserta perangkatnya. Adapun jenis kekuatan yang dibutuhkan adalah dayatahan
kekuatan (strength endurance). Selanjutnya dijelaskan bahwa olahraga panahan memerlukan
pengembangan koordinasi kekuatan, walaupun tidak memerlukan kekuatan maksimal.
Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yg tepat, mudah dan cepat.
Harsono (1986) secara lebih lanjut menyatakan bahwa dalam cabang olahraga
panahan, seringkali otot harus bekerja untuk waktu yang lama, sehingga
otot-otot yang kuat akhirnya harus dikembangkan agar menjadi otot yang kuat dan
mempunyai daya tahan.
Daya tahan
dan kekuatan merupakan bagian dari beberapa komponen kondisi fisik yang harus
dikembangkan dalam program latihan, dan pengertian dari dua dasar kata tersebut
berbeda. Dick, dkk yang dikutip oleh Harsono (1986) menyatakan bahwa daya tahan
otot, yang diistilahkan dengan strength endurance, adalah kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi
lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang
lama. Selanjutnya Hatfield menjelaskan bahwa daya tahan kekuatan otot akan
lelah dengan cepat ketika tekanan-tekanan maksimum diberikan. Kemampuan untuk
menggunakan kekuatan otot maximum dari waktu ke waktu tanpa kehilangan banyak
kekuatan tergantung pada daya tahan kardiovascular dan daya tahan otot
setempat. Namun demikian, tekanan diberikan pada pasokan energi dan kekuatan di
dalam sel otot.
2. Gerak Kinestetik
Rangkaian
keterampilan memanah yang melibatkaan beberapa jenis gerak, menuntut kualitas
pengerahan tenaga yang efisien, maka diperlukan suatu koordinasi kerja antara
kelompok otot-otot yang terlibat dalam gerak tersebut. Koordinasi pada
keterampilan memanah erat kaitannya dengan komponen fisik, berupa: kekuatan,
daya tahan, dan fleksibilitas, yang terkait erat dalam penyempurnaan teknik.
Kualitas koordinasi gerak dalam memanah tercermin dari kemampuan untuk
melakukan gerak secara mulus, tepat dan efisien. Koordinasi keterampilan gerak
dalam memanah merupakan cerminan dari gerak kinestetik, berupa pengusaan gerak
memanah secara keseluruhan. Untuk dapat melakukan koordinasi gerak memanah
dengan baik, maka diperlukan kesadaran akan rencana gerak dan proses gerak yang
sedang dilakukan. Menurut Barrow dan Rosemary (1979), kinestetik adalah
perasaan gerak yang memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian
tubuh pada waktu, sehingga gerak tubuh dapat terkontrol dengan akurat. Rasa
kinestetik (kinesthetic
sens) adalah
pengetahuan tentang posisi tubuh dalam ruang untuk memenuhi atau merasakan
suatu gerakan. Sage
menyatakan bahwa kinestetik adalah
kemampuan pengasaan gerak tubuh yang melibatkan proses pengolahan informasi,
bermula dari stimulus pada otot tendon dan sendi, kemudian disalurkan melalui
jaringan syaraf ke otak dan kemudian direspon dengan tepat (Sage, 1977).
Sedangkan
Oxendine (1984) menyatakan bahwa kinestetik dipengaruhi oleh empat factor
yaitu: (1) posisi tubuh atau anggota tubuh, anggota tubuh bagian atas mempunyai
derajat kinestetik tinggi dibandingkan anggota badan bagian bawah, (2)
pengalaman, gerak yang relatif lebih besar kemungkinannya untuk dapat dilakukan
dengan tepat, (3) keseimbangan, merupakan faktor penting pada saat melakukan
gerakan; tubuh yang stabil mempunyai tingkat kinestetik yang lebih baik
dibandingkan pada saat tubuh dalam keadaan labil, dan (4) oreiantasi ruang,
yaitu kemampuan dalam mempersepsikan pola gerak yang akan dilakukan. Pendapat
lain menyatakan bahwa olahraga panahan adalah olahraga yang memerlukan : (1)
koordinasi gerak visual (ketepatan); (2) rasa gerak (feeling/sense of
kinesthetics); (3) kekuatan lengan (daya tahan kekuatan); (4) panjang tarikan;
(5) konsentrasi; dan (6) keseimbangan emosi.
Dengan
memiliki kemampuan rasa gerak (kinestetik) seseorang bisa membedakan rasanya gerakan
yang benar dan rasanya gerakan yang salah sehingga ia bisa berusaha selalu
melakukan gerakan yang benar dan menghindari untuk tidakmelakukan gerakan yang
salah dalam berolahraga (Depdikbud, 1999/2000). Menyimak dari beberapa pendapat
tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan gerak kinestetik dalam peneulisan
ini adalah kemampuan seseorang untuk membedakan perasaan gerak yang benar dan
yang salah sehingga ia dapat berusaha selalu melakukan gerakan yang benar dan
menghindari untuk tidak melakukan gerakan yang salah dalam panahan.
Ditinjau
dari segi penggunaan sistem energi, dapat dikatakan bahwa olahraga panahan
murni menggunakan oksigen. Bompa (1990) mengemukakan bahwa kekuatan sistem
energi olahraga adalah: (1) ATP-PC sebesar 0% (2) LA sebesar 0%, dan (3) 02
sebesar 100%. Pate, Rotella, McClenaghan dalam
terjemahan Dwijowinoto
(1993) mengemukakan bahwa olahraga
panahan memerlukan kapasitas
aerobik maksimal untuk putera
sebesar 58 mL/kg.BB./menit dan untuk puteri
sebesar 40 mL/kg.BB./menit.
Olahraga
panahan merupakan kombinasi dan berbeda di antara keterampilan gerak halus dan kasar.
Keterampilan gerak halus adalah gerakan
yang melibatkan otot-otot kecil, terutama jari-jari, dan lengan bawah serta seringkali melibatkan
koordinasi antara mata dan tangan, sedangkan
keterampilan gerak kasar adalah gerakan yang melibatkan atau mengunakan otot-otot besar. Hal
ini tampak pada saat menarik dan memanah
busur diperlukan keterampilan gerak kasar, tetapi membidik dan pelepasan panah termasuk
keterampilan gerak halus yang memerlukan
koordinasi mata-tangan. Aktivitas ini pada dasarnya memerlukan suatu rangkaian yang
diawali dari keterampilan gerak kasar
kemudian berlanjut ke keterampilan gerak halus. Seidel, at al (1975) mengemukakan
bahwa panahan adalah
suatu aktivitas yang memerlukan
tenaga yang memadai untuk
ditransfer dari busur ke panah
supaya menggerakkan panah ke sasaran yang
dituju. Jika busur direntang, maka akan menghasilkan potensi energi. Pada saat pelepasan potensi
energi diubah menjadi energi
kinetik, maka energi diberikan ke
panah. .
Kegagalan
dalam memberikan tenaga yang memadahi ke
panah akan menghasilkan
tembakan yang lemah dan panah tidak
dapat melaju sampai jauh.
Busur adalah sebuah peralatan yang
digunakan untuk
membantu memberikan tenaga pada
panah. Kerja otot adalah
melenturkan busur. Menekuknya busur
tersebut disebabkan oleh
tarikan tangan penarik busur. Pada
saat tali busur dilepas dari posisi tekukannya,
maka tenaga diberikan pada panah. Tenaga yang memadai harus ditransfer dari busur ke panah
untuk menggerakan panah
mencapai sasaran yang diinginkan.
Tenaga tersebut diarahkan melalui aktivitas-aktivitas
dalam serangkaian penembakan yang dilakukan oleh pemanah. Dari sudut biomekanis, olahraga
panahan adalah
mempertahankan sikap yang memerlukan
kekuatan otot pada waktu menarik, membidik dan melepaskan panah, ditambah
dengan perhitungan arah bagi jalannya panah, setepat mungkin.
Berdasarkan
sikap seperti itu, maka panahan termasuk dalam bentuk kelompok keterampilan
yang memerlukan otot-otot untuk sikap memanah dan mengarahkan panahnya ke sasaran. Pada saat
tarikan dilakukan oleh lengan penarik busur (kontraksi isotonis/dinamis), maka lengan
pemegang busur harus dijaga atau harus dipertahankan untuk mengatasi kekuatan
tarikan. Pada saat tarikan penuh, maka lengan yang memegang busur harus benar-benar
bertahan/terkunci pada tempatnya (kontraksi isometris/statis). Ini akan
memungkinkan lengan yang memegang busur menyerap tenaga atau reaksi dari busur
pada saat panah meninggalkan tali busur. Secara kinesiologis, khususnya
menganalisis otot-otot utama dari tubuh bagian atas yang terlibat dalam
memanah. Furqon dan Doewes (2000) mengutip pendapat dari Consumer
Guidemengemukakan bahwa otot-otot utama yang perlu dikembangkan dalam olahraga
panahan adalah otot-otot leher, bahu, bicep, triceps, lengan bawah, pergelangan tangan, perut dan otot-otot
togok.
Perlu diketahui bahwa otot-otot
lengan yang bekerja dalam olahraga panahan terdiri dari tiga bagian yaitu otot
lengan bagian atas, otot lengan bagian bawah dan otot–otot tangan. Sedangkan
otot-otot yang bekerja dominan adalah otot lengan seperti otot tricep
brachii,deltoids dan otot bicep brachii. Otot-otot yang disebutkan, diperkuat
oleh Hardianto Wibowo di dalam bukunya seperti dijelaskan sebagai berikut.
A. Otot lengan bagian atas
1. otot-otot ventralis disebut otot bagian atas
(fleksi), 2. otot-otot dorsalis atau kedang (ekstensi)
a. m. Deltoids, b. m. bicep brachii, c. m. tricep
brachii
B. Otot lengan bagian bawah
a. Otot-otot ventralis, b. Otot-otot radialis, c.
Otot-otot Dorsalis
C. Otot tangan
1. Otot-otot tenar/ ibu jari/ bagian Lateral
a. M. abduktor pollisis bervis, b. M. opponeus
pollisis, c. M. flexor pollisis, d. M. abduktor pillisis
2. Otot-otot hipotenar/ kelingking/ bagian medial
a. m. palmoris brevis, b. m. abductor digiti quinti,
c. m. flexor digiti quinti, d. m. opponeus digiti quinti
3. Otot-otot bagaian dalam lengan/ bagian tengah
a. m. Lumbrikales, b. m. interossesi dorsalis, c. m.
interossesi volaris
Achmad Damiri, Anatomi Manusia(1994)
Ketepatan
termasuk bagian dari komponen fisik koordinasi khusus
(Specific coordination). Bompa (1990) mengemukakan bahwa koordinasi
khusus menggambarkan kemampuan seorang untuk melakukan berbagai gerakan dalam
olahraga tertentu dengan cepat, tetapi juga dilakukan dengan mudah, mulus dan
tepat. Dengan demikian koordinasi khusus berkaitan erat dengan kekhususan keterampilan
gerak, dan memperlengkapi atlet dengan kemampuan tambahan agar dapat
melakukannya dengan efisiensi dalam latihan dan kompetisi. Koordinasi khusus
juga memasukkan pengembangan koordinasi yang dikombinasikan dengan kemampuan
yang lain, berdasarkan karakteristik cabang olahraga yang dibina. Olahraga panahan
memerlukan pengembangan koordinasi kekuatan walaupun tidak memerlukan kekuatan
maksimal. Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yang tepat, mudah
dan cepat.
Keterampilan
merupakan bagian dari keterampilan (skill) gerak. Singer (1980) mengemukakan bahwa “keterampilan = kecepatan
x ketepatan x bentuk x kemampuan beradaptasi”. Ketepatan gerak diperlukan dalam
menentukan bagaimana aktivitas gerak dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan
ini juga ditentukan oleh produktivitas gerak yang dilakukan. Produktivitas
gerak berkaitan erat dengan konsistensi kinerja. Pemanah yang berhasil adalah
pemanah yang mempunyai kinerja dan berhasil yang konsisten. Jika pemanah
menggunakan teknik yang benar, ia harus mampu mengulangi tindakannya dengan tepat
dalam tiap melakukan tembakan. Adanya sedikit penyimpangan yang berarti dalam
penempatan panah di sasaran. Ketepatan diukur dalam kaitannya dengan penempatan
panah di sasaran dan sistem pencataan nilai. Perbedaan diantara keajekan dan ketidakajekan
tampak pada penempatan panah di sasaran dan nilai yang diperoleh. Pemanah yang
konsisten menembakkan sejumlah panahnya disasaran paling berdekatan, sebaiknya
pemanah yang tidak konsisten menembakkan sekelompok panahnya di sasaran dalam posisis
yang menyebar. Perolehan nilai mulai meningkat dan makin memperlihatkan
keterampilan menembak, karena disertai meningkatnya konsistensi.
BAB
II
PENUTUP
1. Simpulan
Dilihat dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah
melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Dalam olahraga
panahan atau olahraga lainnya, atlet sangat dituntut untuk menampilkan
penampilan terbaiknya. Nampaknya ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi atlet
yang tidak terlatih, bahkan atlet terlatih pun seringkali mengalami kesulitan.
Untuk mengatasi hal ini, bisa dibantu dengan memahami kinesiologi.
Kemampuan
fisik panahan pada dasarnya adalah suatu aktivitas yang memerlukan tenaga yang
memadai untuk ditransfer dari busur ke panah agar supaya dapat menggerakkan
panah ke sasaran yang dituju.
Kualitas
kekuatan yang dibutuhkan dalam olahraga panahan adalah pengerahan unsur
kekuatan terhadap suatu peralatan. Adapun peralatan yang dimaksud adalah busur
beserta perangkatnya. Adapun jenis kekuatan yang dibutuhkan adalah dayatahan
kekuatan (strength endurance). Selanjutnya dijelaskan bahwa olahraga panahan memerlukan
pengembangan koordinasi kekuatan, walaupun tidak memerlukan kekuatan maksimal.
Koordinasi ini harus dikembangkan dengan gerakan yg tepat, mudah dan cepat. secara
lebih lanjut menyatakan bahwa dalam cabang olahraga panahan, seringkali otot
harus bekerja untuk waktu yang lama, sehingga otot-otot yang kuat akhirnya
harus dikembangkan agar menjadi otot yang kuat dan mempunyai daya tahan.
Kinestetik
adalah perasaan gerak yang memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau
bagian-bagian tubuh pada waktu, sehingga gerak tubuh dapat terkontrol dengan
akurat. Kinestetik dipengaruhi oleh empat factor yaitu: (1) posisi tubuh atau
anggota tubuh, anggota tubuh bagian atas mempunyai derajat kinestetik tinggi
dibandingkan anggota badan bagian bawah, (2) pengalaman, gerak yang relatif
lebih besar kemungkinannya untuk dapat dilakukan dengan tepat, (3)
keseimbangan, merupakan faktor penting pada saat melakukan gerakan; tubuh yang
stabil mempunyai tingkat kinestetik yang lebih baik dibandingkan pada saat
tubuh dalam keadaan labil, dan (4) oreiantasi ruang, yaitu kemampuan dalam
mempersepsikan pola gerak yang akan dilakukan.
Berdasarkan
sikap seperti itu, maka panahan termasuk dalam bentuk kelompok keterampilan yang
memerlukan otot-otot untuk sikap memanah dan
mengarahkan panahnya ke sasaran. Pada saat tarikan dilakukan oleh lengan
penarik busur (kontraksi isotonis/dinamis), maka lengan pemegang busur harus
dijaga atau harus dipertahankan untuk mengatasi kekuatan tarikan. Pada saat
tarikan penuh, maka lengan yang memegang busur harus benar-benar
bertahan/terkunci pada tempatnya (kontraksi isometris/statis). Ini akan
memungkinkan lengan yang memegang busur menyerap tenaga atau reaksi dari busur
pada saat panah meninggalkan tali busur. Secara kinesiologis, khususnya
menganalisis otot-otot utama dari tubuh bagian atas yang terlibat dalam
memanah. Furqon dan mengutip pendapat dari Consumer Guidemen mgemukakan bahwa
secara kinesiologi otot-otot utama yang perlu dikembangkan dalam olahraga
panahan adalah otot-otot leher, bahu, bicep, triceps, lengan bawah, pergelangan tangan, perut dan otot-otot
togok.
Seorang pemanah dikatakan baik
jika ia memiliki konsistensi memanah yang baik serta kondisi fisik yang prima,
jika ia memiliki daya tahan serta kekuatan otot yang dipergunakan langsung
dalam memanah. Secara keseluruhan daya tahan
kekuatan merupakan suatu reaksi dari otot untuk melawan bebanatau kelelahan
selama penampilan berlangsung. Kualitas daya tahan kekuatan tersusun dari dua
faktor yaitu kekuatan dan daya tahan.
Kukuatan dan daya tahan otot dalam olahraga panahan sangat penting untuk
menarik busur berulang-ulangdalam waktu yang relatif lama serata gerak
kinestetik berhubungan dengan konsistensi seseorang dalam mempertahankan sikap
tubuh dalam memanah
2. Saran
Setelah mempelajari lebih dalam
tentang makalah ini maka seluruh insan olahraga mulai dari kalangan akademisi,
atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga mau lebih giat lagi belajar
mengenai ilmu kinesiologi agar perkembangan ilmu keolahragaan di Indonesia bisa
sejalan dengan perkembangan IPTEK sehingga nantinya diharapkan prestasi
olahraga Indonesia bisa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, S. 2007. Anatomi
Dasar dan Kinesiologi. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya
Komarudin, 2012, Potensi
Cidra Pada Olahraga Panahan Dan Upaya Penangulangannya. Universitas pendidikan
Indonesia
Nasrulloh A. 2002 Pengaruh Latihan Circuit Weihgt Training Terhadap
Kekuatan Dan Daya Tahan Otot. Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnomo.
A., Tanpa Tahun. Ketrampilan Memanah.
Wen,
2010. Analisis biomekanika teknik
Release Pada Cabang Olahraga Panahan. (http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-biomekanik-teknik-release-
pada.html).
Selasa, 20 November 2012
VICKTOR R.H. APITULEY, S.Pd. Hubungan Antara Power Otot Tungkai dan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Ketepatan Smash Atlet Clob Bolavoli Sport sains club (SSC) Penjaskesrek Universitas Pattimura Ambon. Ambon 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar hubungan antara power otot tungkai dan kelentukan
pergelangan tangan dengan ketepatan smash atlet club bolavoli SSC Penjaskesrek.
Pembangunan olahraga pada dasarnya
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan olahraga. Pembangunan olahraga seharusnya di lakukan dengan
terlebih mempelajari dahulu kondisi serta karakteristik masyarakat dan
lingkungan masyarakat yang akan menjadi sarana dan target pembangunan untuk itu
perlu di kembangkan usaha-usaha untuk lebih memasyarakatkan olahraga baik
melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pembinaan masyarakat karena
menurut Sandoso (1994) berpendapat bahwa olahraga dpat meingkatkan kesegaran
jasmani menimbulakan kegembiraan serta kesenagan. Dengan demikian olahraga
dapat membentuk manusia yang sehat jasmani maupun rohani.
Pelaksanan proses pembinaan yang
dilakukan pada Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Ambon yang
dipusatkan pada pembinaan club-club olahraga khususnya cabang olahraga bolavoli
tentunya perlu dikondisikan dengan sistim pembinaan yang strategi, agar dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian prestasi yang tinggi.
Pembinaan yang di lakukan oleh para pelatih selama ini dipandang baik, namun
dalam realitasnya masih terdapat kelemahan yaitu pelatih belum mampu
mempresentasikan kemampuan dan keterampilan daripada para atlet yang akan
dipasang atau ditempatkan dalam satu pertandingan. Analisis kemampuan pemain
baik secara fisik, teknik dan mental sangat perlu dilakukan sebelumnya karena
lewat analisis itu seorang pelatih bisa menempatkan atlet dalam posisi
permainan itu secara tepat atau sekurang-kurang mampu memprediksikan tingkat
pencapaian prestasi mereka dalam menghadapi kekuatan lawan tertentu dalam suatu
pertandingan bolavoli. Upaya peningkatan prestasi dalam olahraga khususnya
olahraga bolavoli tidak hanya berdasarkan pada minat yang tinggi saja, akan
tetapi perlu di tunjang dengan latihan
yang teratur dan terprogram sesuai dengan perkembangan iptek.
Suharsono (1985)
mengatakan smash adalah salasatu teknik dasar yang sangat memegang peranan
penting dalam suatu permainan. Dalam permainan bolavoli smash adalah teknik
dasar yang sangan dominan dan merupakan salah satu teknik yang menjangkau
teknik dasar yang memuat ketrampilan gerak dalam permainan bolavoli. M. Yunus
(1992) mendefinisikan smash sebagi
tindakan memukul bola dengan meloncat dan memukul bola melewati atas net
sehingga bola masuk ke lapangan lawan.
Salah satu unsur
kondisi fisik yang memiliki peranan penting dalam kegiatan olahraga, baik
sebagai unsur pendukung dalam suatu gerak tertentu maupun unsur utama dalam
upaya pencapaian teknik gerak yang sempurna adalah daya ledak atau pawer. M.
Soebroto (1979) bahwa tenaga ledak otot (power) adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosive.
Dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Seperti yang
diungkapkan Harsono (1988) bahwa dalam power atau daya ledak, selain
unsur kekuatan terdapat unsur kecepatan. Pendapat lain yang menguatkan pendapat
di atas adalah pendapat Sajoto yang mengatakan daya ledak atau power adalah
suatu kekuatan yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan M. Sajoto (1988).
Dengan demikian, jelas daya ledak merupakan satu komponen kondisi fisik yang
dapat menentukan hasil prestasi seseorang dalam keterampilan gerak. Sedangkan
besar kecilnya daya ledak dipengaruhi oleh otot yang melekat dan membungkus
tungkai tersebut. Tungkai adalah bagian bawah tubuh manusia yang berfungsi
untuk menggerakkan tubuh, seperti berjalan, berlari dan melompat. Terjadinya
gerakan pada tungkai disebabkan adanya otot-otot dan tulang, otot sebagai alat
gerak aktif dan tulang alat gerak pasif. Kekuatan otot tungkai merupakan salah
satu unsur membentuk daya ledak otot tungkai, dalam peningkatan kekuatan untuk
menghasilkan lompatan yang baik, diperlukan kualitas otot tungkai yang baik
pula.
Daya ledak yang dimiliki seorang pemain dapat
menentukan tingkat keterampilannya didalam olahraga. Khususnya olahraga
bolavoli pada teknik smash,
daya ledak terhadap otot tungkai ikut memberikan hubungan yang positif terhadap
keberhasilan melakukan gerakan smash dalam upaya memberikan tekanan pada pihak
lawan.
Temuan di lapangan yang lain adalah atlet yang lompatannya
tinggi saat ia melakukan smash dalam
artian kemampuan eksplosive power otot tungkainya sangat baik melompat dan saat
melayang di udara ketika memukul bola pergelangan tangannya tidak lentuk
sehingga bola yang di hasilkan tidak maksimal malah jatuh di luar lapangan
sehinga tidak mendapatkan poin.
M. Marianto (2001) berpendapat bahwa smash adalah
suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh dengan
bagian atas, sehingga jalan bola terjal dengan kecepatan yang tinggi berada di
atas net, maka bola dapat dipukul tajam dan tepat ke bawah sehingga lawan sulit
memainkannya kembali. Smash juga dapat di artikan sebagai pukulan bola dengan
telapak tangan tebuka pada bagian tengah bola menghasilkan bola lebih cepat
jatuh ke lantai. Itu berarti pada waktu melakukan smash gerakan tangan
mempunyai peran dalam menghasilkan pukulan. Menurut suetomo (1981) dalam
melakukan pukulan yang baik itu terdiri
tidak hanya gerakan ayunan lengan saja tetapi juga ikut aktifnya
pergelangan tangan pada saat perkenaan bola. Gerakan tangan menurut Peni
Mutalip (1983) adalah gerakan membengkokan kearah telapak tangan, kearah
punggung tangan, membengkokan tangan kearah ibu jari tangan dan gerakan tangan
ke jari kelingking. Gerakan-gerakan tersebut bertujuan untuk memasukan bola
tepat pada daerah lawan sehingga lawan sulit memainkannya kembali. Dengan
demikian pada teknik smash
dilakukan dengan kekuatan melakukan lompatan secara eksplosive dengan melakukan tolakan kedua kaki disertai
dengan ketepatan waktu (timing), serta power dari kaki tumpu saat melayang memukul bola berada
pada titik tertinggi sehingga pergelangan tangan lentuk untuk penempatan bola
ke daerah kosong maka teknik smash
dikatakan berhasil. Dengan kata lain power tungkai dan kelentukan pergelangan
tangan turut mempengaruh ketepatan smash yang di hasilkan ke daerah lawan
sehingga lawan sulit memaikannya kembali. Keterkaitan variable tersebut
ditetapkan atas dasar pemikiran bahwa atlet yang power otot tungkainaya
baik dan kelentukan pergelangan tangan
yang baik pula dapat melompat dan menempatkan bola tepat pada daerah dimana
lawan sulit memainkan bola.
Dengan demikian dalam permainan bolavoli perlu
penguasaan teknik karena teknik adalah suatu poses melahirkan keaktifan jasmani
dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin ketika menyelesaikan tugas. Dalam
mempertinggi kecakapan permainan bolavoli teknik ini erat sekali hubungannya
dengan kemampuan gerak kondisi fisik, taktik dan mental. Penguasaan teknik
dasar permaina bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang
atau kalahnya suatu regu
dalam satu pertandingan disamping
unsur – unsur kondisi biomotorik,
taktik dan mental. Peningkatan program latihan yang mengutamakan bentuk kondisi
fisik yang menunjang teknik dasar permainan bolavoli terkhusus power otot
tungkai sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan kemampuan smash pada
permainan bolavoli.
Langganan:
Postingan (Atom)